Rasul adalah seseorang yang menerima wahyu Syari’at
dari Allah untuk dilakukan oleh sendiri dan juga
agar disampaikan kepada umatnya. Sedangkan Nabi adalah seseorang yang menerima
wahyu Syari’at dari Allah untuk dilakukan oleh sendiri.
Beberapa hal yang penting diketahui tentang Rasul, di
antaranya sebagai berikut:
- Setiap umat mempunyai rasul. Dalilnya adalah firman Allah dalam Q.S. An-Nahl [16]: 63, Fathir [35]: 24, Yunus [10]: 47, dan Ar-Ra’ad [13]: 7).
- Rasul adalah manusia. Keterangannya bisa dilihat dalam Q.S. Al-Hajj [22]: 75.
- Rasul pasti seorang laki-laki. Hal ini disebutkan dalam Q.S. Al-Anbiyā’ [21]: 7.
- Rasul menikah dan mempuyai anak. Ini sebagaimana disebutkan dalam Q.S. Ar-Ra’ad [13]: 38.
- Rasul terkena sesuatu yang biasa mengenai manusia lain, seperti sehat, sakit, kuat, lemah, merasa enak dan tidak enak, hidup, mati, dan lain-lain. Namun, apa yang mengenai rasul itu tidak sampai menyebabkan orang-orang lain akan menjauhkan diri dari padanya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Q.S. Al-Anbiyā’ [21]: 83 – 84.
- Setiap nabi dan rasul adalah makshum, artinya terpelihara dari segala macam kemaksiatan dan dosa, baik itu dosa kecil maupun dosa besar. Tetapi sebagai manusia biasa, nabi dan rasul juga tidak terbebas dari sifat khilaf dan keliru. Sifat khilaf dan keliru tidaklah menghilangkan sifat kemakshuman nabi dan rasul, karena kekhilafan dan kekeliruan betapapun kecilnya selalu mendapat koreksi dari Allah SWT, sehingga selain dari hal-hal yang dikoreksi itu, para nabi dan rasul selalu menjadi panutan dan teladan bagi umat manusia, terutama para pengikutnya.
Komentar
Posting Komentar