Nasihat-nasihat
Luqman kepada putranya diabadikan Allah SWT dalam kitab suci Al-Qur’an. Di
antara nasihat-nasihatnya itu sebagai berikut:
1)
Jangan musyrik atau menyekutukan
Allah SWT
Nasihat
paling pertama Luqman kepada putranya adalah “jangan menyekutukan Allah”.
Firman Allah dalam Q.S. Luqman [31]: 13:
Apa arti
mempersekutukan Allah SWT?
Mempersekutukan
artinya menyerupakan sesuatu dengan Allah Swt. Misalnya menjadikan matahari
sebagai Tuhan lalu disembah. Membuat batu atau patung sebagai Tuhan lalu
disembah. Menjadikan kayu besar sebagai Tuhan lalu dipuja-puja dan disembah.
Wahai
anakku, janganlah menyamakan Allah Swt. dengan sesuatu apa pun, dan tidak akan
pernah sama, karena sehebat apapun manusia, matahari, apalagi patung, tidak
akan bisa menyamai Allah Swt. sebagai pencipta alam semesta dan sebagai sumber
nikmat dan karunia.
Barangsiapa
ingkar kepada pemberi nikmat dan karunia (Allah Swt.) maka orang tersebut telah
berbuat kedzaliman yang besar. Dzalim ialah kejam, bengis, aniaya, dan tidak
menaruh kasing sayang.
2)
Berbaktilah kepada kedua orang
tua
Nasehat kedua ini banyak dilupakan oleh anak-anak saat ini.
Banyak yang sering menyusahkan orang tua, membuat orang tua sedih dan menangis.
Namun tentu saja ketaatan pada orang tua hanyalah dalam perkara kebaikan dan
mubah. Jika mereka memaksa untuk berbuat syirik dan maksiat lainnya, tentu
tidak boleh ditaati.
Dan
Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya.
Ibunya telah mengan-dungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang
tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu. (Q.S. Luqman [31]: 14)
3)
Setiap dosa dan kejelekan akan
dibalas oleh Allah SWT
Nasehat ini mengajarkan agar setiap orang mengetahui bahaya
jika berbuat dosa. Dan setiap muslim harus yakin bahwa Allah Maha Melihat dan
Mengetahui, serta Allah akan membalasnya. Lukman menasehati:
“(Lukman
berkata), ”Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji
sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan
memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Mahahalus, Mahateliti.” (Q.S. Luqman
[31]: 16)
4)
Dirikanlah shalat, beramar makruf
nahi mungkar, dan bersabar terhadap segala cobaan
Firman Allah SWT
dalam Q.S. Luqman [31]: 17:
Wahai anakku! Laksanakanlah salat dan suruhlah
(manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu
termasuk perkara yang penting.
Ayat ini menerangkan mengenai pentingnya shalat, pentingnya
amar ma’ruf nahi mungkar dan perintah untuk bersabar terhadap gangguan atau
musibah.
Shalat adalah tiangnya agama. Orang yang menegakkan shalat,
berarti ia telah menegakkan agamanya. Dan orang yang meninggalkan shalat,
berarti ia telah merobohkan agamanya. Shalat juga merupakan ibadah yang akan
dihisab paling pertama di akhirat.
Amar
makruf mengandung makna menyuruh, menyeru, mengajak
(manusia) untuk berbuat kebaikan. Akan tetapi, kita pun tentunya harus berusaha
untuk melakukan perbuatan baik itu paling dahulu. Contoh perbuatan makruf: rajin beribadah dan berdoa, patuh kepada
kedua orang tua, patuh kepada bapak dan ibu guru, rajin mengaji, rajin belajar,
datang di sekolah tepat waktu, selalu menjaga kebersihan, bertutur kata santun,
mengerjakan tugas pekerjaan rumah tepat waktu, dan sebagainya.
Nahi
mungkar
mengandung arti mencegah (manusia) dari melakukan perbuatan buruk atau jahat.
Contoh perbuatan mungkar: syirik atau menyekutukan Allah, membenci kedua
orangtua, membenci bapak dan ibu guru, berkelahi, mencuri, berkata kasar dan
kotor, dan sebagainya.
5)
Jangan angkuh dan sombong
Luqman
juga menasihati putranya agar jangan berperilaku angkuh dan sombong, karena
perilaku tersebut tidak disukai oleh Allah SWT. Selain itu, orang yang angkuh
dan sombong juga akan dibenci dan dijauhi oleh orang lain. Firman Allah dalam
Q.S. Luqman [31]: 18:
“Dan
janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah
berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong dan membanggakan diri.”
Ciri-ciri
sikap angkuh dan sombong menurut Q.S. Luqman [31]: 18 di atas adalah:
-
memalingkan mukamu dari manusia
(karena sombong),
-
berjalan di muka bumi dengan
angkuh, dan
-
membanggakan diri sendiri.
6)
Bersikap tawadhu (rendah hati)
Satu akhlak mulia lagi diajarkan oleh Luqman kepada anaknya,
yaitu sikap tawadhu’ (rendah hati) dan bagaimana beradab di hadapan manusia.
Luqman
mengajarkan kepada anaknya untuk berperilaku rendah hati, tidak angkuh dan
sombong. Ketika berbicara dengan orang lain,
janganlah berbicara keras seperti keledai. Ketika bertemu teman,
ucapkanlah salam sambil menyapa “apa kabar?” Jangan tak acuh terhadap orang
lain, angkuh, merasa hebat sendiri. Misalnya merasa paling cakap, paling ganteng,
paling kaya, paling pintar, paling hebat. Kalau berjalan dengan melenggang
lenggok yang dibuat-buat, memuji diri sendiri dan sebagainya.
Hai anakku, Itulah
beberapa contoh keteladanan akhlak mulia dan budi pekerti yang diajarkan Luqman
al-Hakim yang harus kita teladani.
Komentar
Posting Komentar